Ramadan, Bulan Mereka yang Kurang Beruntung
Ramadhan, Bulan Mereka yang Kurang Beruntung
Oleh : RAHMAN KARIM
Penghulu Ahli Madya pada KUA Kec. Alor Barat laut
غْفِرَةِ وَالعِتْقِ مِنَ النِّيرَانِ.
َالحمدُ ﻟﻠﻪِ الَّذي أَكرَمَنا بِشَهْرِ رَمَضَان، وَجَعَلَهُ شَهْرَ الرَّحمَْةِ وَالم أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اﻟﻠﻪَُّ وَحْدَهُ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُولَ بعَْدَهُ. اللَّهُمَّ رْسَلِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدََ
ُصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ الم
مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجمَْعِينَ. أَمَّا بعَْدُ . حْبُوبُونَ، أُوصِيكُمْ وَنفَْسِي بِتَقْوَى اﻟﻠﻪَِّ عَزَّ سَيِّدَِ
َفَيَا أَيهَُّا الحَاضِرُونَ الم
أَيهَُّا الَّذِينَ آمَنُوا اتقَُّوا اﻟﻠﻪََّ حَقَّ تقَُاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } وَقَدْ قَالَ : وَجَلَّ، فَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ العَزِيزِ { َ
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الخَْوْفِ وَالجُْوْعِ وَنقَْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابتَْهُمْ
ٓ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ. ﻟِٰﻠﻪِّ وَاَِّ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْٓا اَِّ
Hadirin jemaah salat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Bulan Ramadan selain menjadi bulan mulia bagi umat Islam yang menjalankan puasa di dalamnya, juga menjadi bulan yang memuliakan kalangan yang kurang beruntung. Sebagai fenomena yang niscaya di tengah peradaban umat manusia, ketidakberuntungan bisa memiliki ragam bentuk. Di dalam Al-Qur’an, ketidakberuntungan diistilahkan dengan balā’ (ujian/cobaan) maupun mushībah (bencana/kemalangan), sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-156:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الخَْوْفِ وَالجُْوْعِ وَنقَْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابتَْهُمْ
ٓ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ. ﻟِٰﻠﻪِّ وَاَِّ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْٓا اَِّ
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”
Al-Qur’an menjelaskan bahwa kondisi kurang beruntungnya manusia merupakan sunnatullah yang ditujukan sebagai ujian. Pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 155, ada beberapa contoh balā’ (ujian) yang Tuhan berikan kepada manusia untuk menguji keimanannya serta melatihnya untuk menjadi hamba yang sabar dengan segala ketetapan-Nya. Seperti halnya kondisi finansial yang sempit yang menyebabkan kemiskinan dan menimbulkan rasa khawatir akan hari esok, kelaparan serta gizi buruk, lalu ada kemalangan yang datang berupa sakit, maupun karena kembalinya orang-orang yang disayang dan dikenal ke pangkuan-Nya.
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah,
Segala jenis kemalangan atau musibah yang menimpa manusia merupakan bagian dari ujian Tuhan terhadapnya. Maka jika manusia mampu melewatinya dengan penuh kesabaran dan tetap mempertahankan imannya bahwa segala hal yang dialaminya merupakan kehendak Allah Swt dengan mengekspresikannya melalui kalimat istirjā’, maka merekalah yang masuk dalam kategori orang-orang yang sabar dan dijamin oleh-Nya untuk mendapatkan ampunan (maghfirah) dan rahmat-Nya, serta digolongkan menjadi orang-orang yang mendapatkan petunjuk (muhtadūn), sebagaimana lanjutan firman Allah Swt pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 157:
ﯩِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
ۤﯩِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّﺑِّﻬِمْ وَرَحمَْةٌ وَاُولٰ
ۤاُولٰ .
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Jemaah yang dirahmati Allah,
Kondisi yang kurang beruntung itu mendapatkan tempat yang spesial dan dimuliakan oleh Allah Swt di bulan Ramadan yang mulia. Bagi mereka yang ditimpa dengan cobaan kurangnya makanan dan kesempitan rezeki, mereka ditempatkan oleh Allah Swt sebagai golongan yang harus diperhatikan selama bulan Ramadan. Syariat zakat fitrah yang termaktub dalam Q.S. At-Taubah [9]: 60 dan 103, menjadi bukti bahwa Islam begitu memperhatikan kalangan mustadh’afīn. Nabi Muhammad saw dalam hadisnya juga bersabda bahwa zakat tidak hanya diperuntukkan untuk membersihkan harta bagi golongan yang beruntung secara finansial, namun juga sebagai bantuan yang penting bagi mereka yang kurang beruntung.
فَرَضَ رَسُولُ للهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ الرَّفَثِ وَاللَّغْوِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ
“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyuci bagi diri seorang yang puasa dari segala hal keji dan sia-sia, serta sebagai bahan pangan untuk kaum miskin”. (H.R. Abu Daud).
Dalam sabdanya yang lain, Nabi Muhammad saw merupakan sosok yang paling dermawan ketika bulan Ramadan, dan sebagai umatnya, kita seyogianya mampu meneladaninya.
كَانَ رَسُولُ للهِ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ .
“Rasulullah merupakan orang yang paling dermawan di tengah manusia dan juga yang paling dermawan ketika bulan Ramadan”. (H.R. Tirmidzi).
Hadirin hafizhakumullah,
Selanjutnya bagi kalangan yang ditimpa sakit yang menyebabkan ketidakmampuan berpuasa, maka mereka diberikan keringanan untuk mengganti puasanya baik melalui qadha’ maupun fidyah. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 184:
فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ . ◌ٗ مٍ اُخَرَ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَ ه فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اََّ
“Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.”
Jemaah yang mulia,
Lalu bagi orang yang meninggal di bulan Ramadan, sejatinya di bulan Ramadan pintu-pintu surga dibuka, dan hal ini yang menjadi pesan bahwa meninggal dalam kondisi menjalani ketaatan di bulan Ramadan menjadi salah satu tanda atas statusnya sebagai ahl al-jannah. Maka pada hakikatnya, kesedihan hanya bagi keluarga dan kerabat terdekatnya namun tidak bagi orang yang diwafatkan di bulan Ramadan. Nabi bersabda:
إِذَا جَاء رَمَضَانُ، فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَْنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وصَ فُدِّتَ ا لشَّيَاطِينُ
“Ketika Ramadan datang, maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci serta setan-setan dibelenggu”. (H.R. Muslim).
Islam tidak hanya memuliakan bulan Ramadan dengan syariat puasa Ramadan di dalamnya. Allah Swt menjadikan Ramadan sebagai bulan yang mulia dengan juga memuliakan mereka yang kurang beruntung dengan membawa sekian banyak perhatian dan fadhilah melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an dan sabda Nabi-Nya dalam hadis. Maka bulan Ramadan tidak hanya merupakan bulan Al-Qur’an, namun juga bulan diamalkannya setiap ajaran Al-Qur’an yang ditubuhkan dalam diri dan dibagikan kepada sesama.
تِ وَالذِّكْرِ الحَْكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ للهَ كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآَ ﺑَﺎرَكَ للهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنفََعَنِيْ وَإَِّ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
KHOTBAH KEDUA
اﻟﻠﻪَُّ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اﻟﻠﻪَُّ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ لِهذََا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَاَ الحَمْدُ ﻟِﻠﻪَِّ الَّذِي هَدَاَ
مُحَمَّدٍ، وَعَلَى مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُولَ بعَْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ رْسَلِينَ، سَيِّدَِ أَنَّ سَيِّدََ
ُ الم
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجمَْعِينَ. أَمَّا بعَْدُ . حْبُوبُونَ، أُوصِيكُمْ وَنفَْسِي بِتَقْوَى اﻟﻠﻪَِّ عَزَّ وَجَلَّ، فَالتَّقْوَى هِيَ
َفَيَا أَيهَُّا الحَاضِرُونَ الم
أَيهَُّا الَّذِينَ آمَنُوا اتقَُّوا اﻟﻠﻪََّ حَقَّ تقَُاتِهِ وَصِيَّةُ رَبِّ العَالَمِينَ لِلْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ مِنْ خَلْقِهِ، فَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ العَزِيزِ { َ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ }. ؤْمِنِينَ ﺑِﺎلصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اﻟﻠﻪَِّ كَمَا قَالَ فِي القُرْآنِ
ُسْلِمِينَ وَالم
ُوَأَمَرَ الم : {إِنَّ ا ﻟﻠﻪَ
أَيهَُّا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} سْلِمَاتِ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ َ
ُاللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالم
وَحَصِّلْ مَقَاصِدََ ؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ يَسِّرْ لَنَا أُمُورََ
ُؤْمِنِينَ وَالم
ُوَالم وَأَحْسِنْ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا، رَبَّ ن ا
ْمُرُ ﺑِﺎلعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .عِبَادَ اﻟﻠﻪَِّ! إِنَّ اﻟﻠﻪََّ َ
نْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذكُْرُوا اﻟﻠﻪََّ العَظِ
ُالقُرْبَى، وَينَْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالم يمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اﻟﻠﻪَّ أَكْبَر .
Tidak ada komentar