RELA TERBAKAR DEMI MENERANGI ALAM SEMESTA (Renungan atas kalimat Khairunnaas nafa’ahum linnaas)
Momentum ramadhan kali ini
merupakan ramadhan yang bertepatan pada tahun 1446 H, dengan demikian kita
hanya bisa merenungi setiap peristiwa yang telah berlalu dari kehidupan kita
baik pengalaman peribadi maupun peristiwa sejarah yang silam di masa Rasulullah
saw.
Hingga saat ini kita dapat
merasakan betapa nikmat dan indahnya Islam, semua ini karena adanya proses syiar yang dilakukan oleh
manusia pilihan kemudian dari proses itu secara turun temurun diceritakan dan
dilaksanakan oleh generasi ke generasi sehingga sampai pada masanya kita saat
ini.
Dari sekian tahun yang silam
pernah terucap dari bibir sang Habibullah
dengan kalimat “khairunnaas anfa’ahum linnaas”. Menjadi perenungan bagi kita semua, apa makna yang tersirat dari
ucapan ini.“sebaik baik manusia adalah
yang bermanfaat bagi orang lain”. Demikian bunyi kalimat indah yang pernah
terucap ribuan tahun yang lalu hingga masih berkumandang sampai saat ini
melalui mimbar mimbar maupun majelis ilmu. Dari kalimat ini Ramli Adang (PAI
Non PNS) KUA Kecamatan Alor Barat Laut mencoba untuk menghayati dan mendapat
pesan yang sangat mendalam tentang kehidupan baginda Rasulullah saw, yang masa
dakwahnya penuh dengan kekurangan materil untuk menunjang proses syiar kalimat Tauhid, bahkan beliau dan keluarganya
sering ditimpa ujian yang berat dari
Allah swt, belum lagi ditambah dengan ejekan dan cemohan dari kaumnya
bahkan dikalangan keluarganya sendiri juga sebagian tidak mengindahkan proses
dakwahnya. Dalam situasi seperti ini beliau masih saja mengucapkan kalimat “ Khairunnas anfa’ahum linnas”.
Hikmah terbesar dari sirah ini yang penulis bandingkan dengan
kehidupan kita saat ini, sungguh betapa bahagianya kita saat ini hidup dalam
kedamaian, ketentraman serta serba kecukupan dalam memfasilitasi kebutuhan
hidup kita sehari hari. Muncul pertanyaan dari dalam diri penulis kaitannya
dengan makna Al-hadist diatas terhadap diri sendiri. Sudah
seberapa manfaatkah diri ini terhadap orang lain? Pertanyaan dari diri
sendiri dan penulis mencoba memulai sesuatu yang semoga ada kaitannya juga
dengan makna ucapan Rasulullah di atas, yakni bermanfaat bagi orang lain.
Tepat pada tanggal 19 November
tahun 2013, penulis mencoba mendirikan sebuah wadah kecil sebagai sarana dengan
harapan semoga dapat memberikan sedikit tanggung jawab kepada generasi muda
usia pendidikan dalam bidang memahami baca tulis Al-qur’an. Untuk lebih mudah
diingat di masyarakat maka wadah kecil ini penulis beri identitas dengan nama: TAMAN PENDIDIKAN QUR’AN (TPQ) JABAL MALIK.
Alhamdulillah, berkat dukungan dari jamaah dan warga masyarakat hingga saat ini TPQ Jabal Malik konsisten dalam menjalankan pelayanan kepada generasi di bidang pendidikan agama dan pembentukan karakter bagi para santri/santriwati. Seiring berjalannya waktu, penulis ahirnya mendapat amanah baru dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor melalui seleksi Penyuluh Agama Islam Non PNS sejak 01 Januari 2019 hingga saat ini.
Amanah ini sekaligus memberikan
semangat baru bagi penulis untuk selalu istiqamah memberikan tugas penyuluhan di dua kelompok
binaan yakni TPQ Jabal Malik dan Majelis Taklim Jabal Ikram di Desa Bampalola
RT 03/ RW 01. Dari dua kelompok binaan ini mendapat bimbingan langsung dari
Ramli Adang selaku penyuluh Agama Islam Non PNS pada KUA Kecamatan Alor Barat
Laut, pembinaan dilakukan dengan waktu yang berbeda antara TPQ dengan Majelis
Taklim, pembinaan di Majelis Taklim dilakukan dua kali dalam satu minggu antara
hari jum’at dan minggu ba’da shalat asar sedangkan bimbingan di TPQ Jabal Malik
dilaksanakan setiap hari usai pelaksanaan shalat magrib. Untuk saat ini
berhubung memasuki bulan suci Ramadhan 1446 H, kegiatan difokuskan pada
bimbingan Fiqih Islam untuk TPQ Jabal Malik dan tadarus serta tadabbur
Al-qur’an untuk Majelis Taklim yang dibina langsung oleh Ramli Adang selaku
Penyuluh Agama Islam Non PNS. Menurut Ramli, pembinaan fiqih yang mengambil
materi inti dalam bidang Shalat, puasa, zakat serta pertumbuhan anak memasuki
usia baligh diharapkan dapat memberikan bekal bagi para santri dan santriwati
dalam menempuh pendidikan dan dapat mengamalkannya dalam aktifitas sehari hari.
Demikian juga bagi para ibu yang di pandu langsung oleh Ramli dalam tadarus
Al-qur’an, juga diharapkan dapat memberikan bekal bagi para ibu untuk lebih
mencintai Al-qur’an dan mengamalkannya dilingkungan keluarganya masing-msing.
Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Penyuluh, Ramli sangat menyadari bahwasanya dirinya
masih penuh dengan kekurangan ilmu dan pengetahuan namun, dengan semangat dan
rasa tanggung jawab serta memanfaatkan momentum Ramadhan tahun ini sebagai
sarana berbagi dan saling ingat mengingatkan maka pelaksanaan program kegiatan
ini dilakukan pada dua kelompok binaannya sekaligus mengisi hari-hari di bulan
Ramadhan dengan landasan “ Balliguu annii walauayah”.
Selain itu, tegas Ramli bahwa. Untuk merenungi sabda Rasulullah saw, diatas maka kita harus bangkit dan berbuat sesuatu untuk kemaslahatan orang banyak walau pada dasarnya kita sendiripun belum mampu baik secara materil dan kemampuan namun saling ingat mengingatkan walau hanya satu ayat, karena suri tauladan kita yakni Rasulullah saw, telah menunjukan perjuangan dakwah ini pada dunia dengan berbagai kemampuan bahkan nyawanya sekalipun dipertaruhkan demi menjadi Nur dan Uswah bagi seluruh alam semesta, beliau Nabi saw, telah memberikan symbol dan filosofi ibarat “lilin yang rela terbakar demi menerangi alam semesta”.
Semangat inilah yang menjadi
motivasi pria 37 tahun ini dalam menjalankan kegiatan pembinaannya di dua
kelompok binaan sebagai Penyuluh Agama Islam, mari saling berbagi dan menyebar
benih benih kebaikan antara kita selaku ummat Muhammad semoga kita juga bisa
dapat dikategorikan sebagai orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain,
demikian ucap Ramli disela kegiatan bimbingannya pada 8 Ramadhan 1446 H. (ra).
Tidak ada komentar