Khutbah Idul Fitri 1446 H/2025 M
Khutbah Idul Fitri 1446 H
Oleh : Rahman
Karim, S.HI
(Penghulu Ahli
Madya / Kepala KUA Kec. Alor Barat Laut )
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلهِ
الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ
اللهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أما بعد، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى
اللَّهِ، قَالَ تَعَالَى: إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ،
اُدْخُلُوْهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ
Allahu Akbar… Maha BesarMu Ya Allah
Allahu Akbar….
Maha BenarMu Ya Allah
Allahu Akbar….
Maha AgungMu Ya Allah
Seiring dengan terbenamnya matahari akhir ramadhan di kaki langit
sebelah barat, malam 1 Syawalpun datang menyelimuti bumi, lantunan kalimat
Takbir dan Tahmid, berkumandang di segenap penjuru tanah air. Segenap
orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, mereka bangkit menyuarakan kalimat
keramat dan sakti, menyuarakan keimanan kita kepada Allah SWT. Terkadang
bercucuran air mata merasa gembira dan haru, tidak kita sadari karena manisnya
perjuangan kita satu bulan.
Allahu Akbar….
Hanya Engkaulah Yang Maha Besar Ya Allah
Allahu Akbar….
Tidak ada yang lebih besar kecuali Engkau Ya Allah
Allahu Akbar…
Hanya Engkaulah yang Maha Besar Ya Allah
Ramadhan telah meninggalkan kita hadirin, dulu kita berdo'a kepada
Allah SWT, اَللّٰهُمَّ
طَوِّلْ عُمُوْرَنَا. Sampaikanlah usiaku ke bulan suci ramadhan Ya Allah, niscaya akan
aku perbaiki amal shalehku kepadaMu Ya Allah.
Jamaah rahimakumullah…. Doa ini kita ucapkan pada akhir ramadhan
tahun yang lalu dengan harapan semoga Allah pertemukan kita kembali dengan
bulan ramadhan tahun ini. Dan Alhamdulillah kita telah menjalankan ibadah puasa
ramadhan tahun ini sampai pada akhirnya, Inilah sedikit hidayah Allah dalam
hati kita, sehingga mendorong kita untuk telah menghormati dan menghargai bulan
ramadhan, kita yang tadinya tidak pernah shalat, kita yang suka minum-minuman
khamar dan lain sebagainya, dengan hidayah Allah, semua itu kita tinggalkan
demi menghormati tamu agung bulan ramadhan ini.
Jika ini bisa kita lakukan di bulan ramadhan ini, wahai generasi
muslim,… maka yakinkan dalam hati sanubari kita semua bahwa Allah masih
menyayangi kita, sehingga DIA masih memberikan hidayahNYA. Untuk itu, wahai
generasi Islam…. Sadarlah Saudara, ingatlah akan orang-orang yang kita cintai,
Ayah, Ibu, paman, bibi, saudara, teman karib kita yang telah meninggalkan dunia
ini… كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ (setiap
yang bernyawa pasti akan mengalami kematian)…. Kitapun pasti akan dipanggil
oleh Allah SWT, meninggalkan dunia yang kita cintai ini, dan Malaikat Izrail,
pasti akan melaksanakana tugasnya untuk mencabut roh kita sehingga kita tidak
mempunyai daya dan kekuatan sama sekali.
Hari ini bulan mulia itu telah berlalu, hari ini tamu yang agung
itu telah meninggalkan kita hadirin… kita berjanji dulu kepada Allah, sehatkan
hamba di bulan mulia itu Ya Allah, kuatkanlah hamba dalam beramal shaleh, tapi
apa yang terjadi, kita tetap berleha-leha, kita tetap bermain-main. Kalaulah
sempat kita meninggal setelah lebaran ini hadirin yang dimuliakan Allah.
Berarti ramadhan inilah ramadhan terakhir kita yang kita nikmati untuk
selama-lamanya. Adakah ramadhan yang Allah janjikan jutaan keberkahan, kita
renggut keberkahan itu, adakah ramadhan ketika Allah janjikan ampunan, adakah
ramadhan ketika Allah janjikan amal dilipat gandakan, kita rebut keberkahan,
kita tingkatkan amal shaleh, kita perbanyak taubat kepada Allah SWT. Adakah di
bulan ramadhan kita bersungguh-sungguh memperbanyak amal shaleh kepada Allah.
Ramadhanlah kesempatan kita satu-satunya untuk beramal shaleh. Ramadhanlah
kesempatan terbaik kita untuk beramal ibadah kepada Allah SWT, memang ada
hadits yang mengatakan : kita seperti bayi yang baru dilahirkan di pagi yang
mulia ini, kita seperti bayi yang baru lahir dari perut ibu, tak membawa noda
dan dosa, tapi ketahuilah kaum muslimin
yang dimuliakan Allah.
Tidak semua kita yang berhari raya di pagi yang
mulia ini, tidak semua kita yang layak berhari raya. Karena orang yang
betul-betul berhari raya, adalah orang-orang yang betul-betul menikmati
kemenangan di pagi yang mulia ini. وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ
فَصَلَّىٰ ﴿ ١٥﴾
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
تَزَكَّىٰ ﴿ ١٤﴾
.. orang
yang betul-betul berhari raya adalah orang yang memperbanyak sujud kepada
Allah, mereka ingat kepada Allah SWT dan bersimpuh memohon ampun kepada Allah
SWT.
Tegakah kita hadirin yang dimuliakan Allah. Sampai hatikah kita,
tidak malukah kita dihadapan Allah, di pagi yang mulia ini kita memakai pakaian
yang baru, memakai harum-haruman, sementara kita tidak kenal dengan puasa, kita
tidak kenal dengan shalat tarwih, kita tidak kenal dengan bacaan al-qur'an.
Memang bisa kita menutup aib ini di depan manusia, kita bisa berselubung di
hadapan manusia hari ini, tetapi kita tidak akan bisa luput dari pandangan
Allah SWT, kita tidak akan bisa lari dari pengawasan Allah SWT.
Hadirin, Ma'asyiral Muslimin Jamaah Shalat Ied Yang dimuliakan
Allah…
Apakah kita akan berjumpa dengan ramadhan, apakah kita akan bertemu
dengannya di tahun yang akan datang..? insya Allah ramadhan itu akan kembali
hadirin… insya Allah dia akan kembali di tahun yang akan datang. Yang jadi
pertanyaan adalah apakah kita akan berjumpa dengan dia, apakah kita akan hidup
di tahun yang akan datang. Pertanyaan itulah yang harus tanyakan pada diri
kita, karena mati kapanpun dimanapun dia akan datang, dia akan datang menemui
kita, makanya kalaulah hari ini Allah takdirkan, kita menikmati ramadhan yang
kemarin untuk terakhir kali, penyesalan itu pasti akan datang kepada kita
hadirin yang dimuliakan Allah.
Allahu Akbar…
hanya Engkaulah Yang Maha Besar Ya Allah
Allahu Akbar….
Tidak ada yang lebih besar kecuali Engkau Yang Maha Besar Ya Allah
Ma'asyiral
Muslimin jamaah shalat Idul Fitri Yang di muliakan Allah SWT..
Di pagi yang mulia ini, sejenak mari kita layangkan pandangan kita
kepada orang yang sangat kita cintai semasa hidup di dunia, mungkin barangkali
hari ini wajahnya tidak tampak oleh kita, mungkin barangkali hari ini senyumnya hanya ada di pelipis mata
kita, hari ini mereka tak lagi bersama kita hadirin, dulu balik dari shalat
idul fitri ini kita cium tangannya, dulu balik dari shalat ID ini kita peluk
tubuhnya yang rapuh, kita peluk tubuhnya yang sudah tua, namun hari ini orang
yang paling berjasa dalam hidup itu, sudah pergi keharibaan Allah, dia pindah
ke alam barzah, hari ini kita tak lagi melihat sosok ibunda dan ayahanda kita.
Ada orang tua kita yang telah meninggal dunia, kita teringat dengan mereka hari
ini, mereka kembali akan melihat pemandangan, mereka kembali akan dilihatkan
syurga, mereka kembali akan dilihatkan neraka oleh Allah SWT.
Kemarin satu bulan mereka isterahat, hari ini mereka akan kembali
melihat kebenaran janji Allah SWT. Tegakah kita hari ini tidak mengirimkan
sepucuk do'apun kepada mereka. Sampai hatikah kita hadirin yang dimuliakan
Allah SWT, mereka meninggalkan harta, namun harta itu tidak kita kirimkan
kepada mereka, mereka ibarat seperti ditengah gelombang, seperti di tengah laut
yang sedang menghadapi gelombang badai yang sangat dahsyat. Mereka tak bisa
meminta tolong hadirin, mereka tak bisa melakukan apa-apa, mereka hanya
menunggu kiriman do'a dari kita anak-anaknya, mereka hanya menunggu shadaqah
dari kita hadirin…. Kalau sempatlah hari ini kita tidak mengirimkan do'a kepada
mereka, hari ini kita tidak mengirimkan shadaqah kepada mereka, mereka akan kembali ke
kuburnya dengan perasaan sedih, mereka akan kembali ke tempat peristerahatannya
dengan perasaan pilu, assa'dunnaas ba'da mautihi.. penyesalan itu
mereka rasakan setelah mereka menjadi mayat mankaanalahu aulaadun…
mereka memiliki anak lam yusholli 'ala janaazatihi… tapi anak
mereka tidak mendo'akan mereka mankaanalahu maalun.. mereka
tinggalkan harta semasa hidup, tapi
harta itu tidak diinfaq shadaqahkan oleh
anaknya. Tidak mereka kirimkan shadaqah kepada mereka wamankaana lahu sitruun..
semasa hidup mereka punya waktu yang luang, yang lapang, tapi mereka tak sempat
untuk membuat hal-hal yang sunnah.
Apa sebab, karena mereka terlalu sayang dengan kita hadirin… mereka
terlalu cinta dengan anaknya, mereka tidak sempat ke masjid karena harus
mencari nafkah untuk kita, mereka tak sempat hadiri shalat berjamaah, karena
harus mencari biaya hidup untuk kita, mulai dari kita kecil mereka berjuang,
bersusah payah demi kita hadirin… sampai kita bekerja, sampai berumah tanggapun
mereka rela berjualan demi kita anaknya.
Hari ini mereka tak lagi Nampak, hari ini mereka hanya tinggal
senyuman yang penuh kenangan, apa yang bisa kita lakukan, kita tidak akan hidup
selama-lamanya di dunia ini Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah. Apa yang kita
tunggu, apa lagi yang ingin kita lakukan, kirimkan do'a untuk mereka, kirimkan
shadaqah untuk mereka. Walaupun seisi dunia ini kita persembahkan untuk mereka,
walaupun seisi dunia ini kita bayar untuk membalas jasa mereka, niscaya dunia
dan seisinya yang kita persembahkan untuk orang tua kita, tidak akan bisa
menebus satu tetes air susu dan air mata yang keluar karena mendo'akan kita.
Dunia dan isinya kita berikan kepada mereka, tidak akan bisa menebus satu
hentakan napas ketika melahirkan kita ke dunia ini. Kita sujud kepada mereka,
kita bersimpuh di hadapan mereka.
Orang tua kita yang masih hidup, jangan sia-siakan mereka hadirin…
bersimpuhlah di hadapan mereka, mintalah berkah hidup kepada mereka, surga itu
ada pada mereka. Sibuk mencari surga sampai ke makkah, sibuk mencari surga
setiap hari pergi ke masjid, tapi kita tidak sadar surga itu ada pada orang tua
kita. Banyak orang hari ini dia sanggup shalat berjamaah, dia sanggup
mengeluarkan infak shadaqahnya, dia sanggup membaca Al-qur'an satu juz satu
hari, dia sanggup membuat isterinya menutup aurat bahkan bercadar, dia sanggup
untuk membuat kegiatan-kegiatan agama. tapi hubungannya dengan orang tua tidak
baik, sudah lama tidak bertegur sapa dengan ayah dan ibunya. walaupun amal
ibadahnya segudang, walaupun ibadahnya setinggi bukit, ketika orang tuanya
tidak ia bahagiakan, ketika dia tidak perbaiki hubungan dengan orang tuanya,
maka amal ibadahnya ditolak oleh Allah SWT.. muhdan liman adraka abawaihi.
Celakalah amal ibadah puasanya tidak diterima oleh Allah, shalat tarawihnya
tidak diterima oleh Allah, baca qur'annya tidak diterima oleh Allah SWT, infak
shadaqahnya tidak akan diterima oleh Allah. Ketika dia hidup, dia berjumpa
dengan orang tuanya, dia berjumpa dengan ayah dan ibunya, atau salah satu
diantara mereka sudah meninggal, hari ini yang tinggal orangtuanya ibunya, hari
ini yang masih hidup bapaknya, ketika dia tidak berbuat baik menyebabkan dia
masuk surga karena orang tuanya, seluruh amal ibadahnya tertolak, tidak ada
gunanya amal ibadah kita sebukit, segunung, tapi orang yang paling berjasa
dalam hidup tidak pandai kita berbuat kasih, tak pandai kita mencintai mereka,
tak pandai kita berbuat baik kepada mereka.
Allahu Akbar…
Allahu Akbar… Allahu Akbar.. Walillahil hamd
Ma'asyiral
Muslimin Rahimakumullah…
Kemenangan kita hari ini, tidak pantas dilakukan dengan pakaian
indah, tidak pantas kita berharum-haruman hari ini, dan ditandai dengan makanan
yang enak..? atau minuman yang segar..? coba kita dari jauh, kita lihat
disebelah kita, di sudut rumah kita, di tengah-tengah masyarakat kita. Hari ini
anak-anak yatim Ma'asyiral Muslimin…. Mereka hadir, mereka rayakan hari raya
ini bukan dengan pakaian baru, mereka rayakan hari raya ini bukan dengan
makanan yang enak.
Anak-anak yatim kita hari ini, berhari raya bukan dengan sandal
yang baru, hari ini kita melihat anak-anak kita yang masih punya ayah dan ibu,
mereka melompat riang gembira kesana kemari, mereka pamerkan baju baru
pembelian ayah, mereka pamerkan sandal baru yang dibeli oleh ibunya, mereka
pamerkan makanan enak, mereka pamerkan minuman. Sementara anak-anak yatim yang
ada di dekat kita, kemana mereka harus mengadu, tadi pagi mereka memanggil,
panggilan itu tidak akan pernah terjawab, panggilannya hanya disambut dengan
keadaan yang tertandu hadirin… mereka adalah anak kita bersama.
Ketika di pagi hari rayanya Nabi SAW, pergi berjalan menyeruh umat
Islam untuk melaksanakan shalat Ied, dia berjumpa dengan seorang anak perempuan
yang sedang menangis di bawah pohon kayu.. kenapa engkau menangis wahai
anakku.. apakah bapakmu sudah tidak ada… anak itu menjawab… Bapakku tidak ada
ya tuan… apakah tidak ada baju baru pemberian ibumu…? Tidak ada ya tuan… maka
melihat anak itu, Rasulullah SAW
langsung menangis dan memeluknya, dibawahnya pulang kemudian dia perintahkan
Sayyidatuna A'isyah, mandikan dia wahai A'isyah, pakaikan dia pakaian terbaik
untuknya, kasih dia uang.
Nabi SAW ingin sampaikan kepada kita umatnya hari ini, anak yatim adalah anak kita
bersama, jangan biarkan mereka terlonta-lonta di lautan air mata, jangan
biarkan mereka menangis terapung-apung dalam kesedihan hadirin… kita adalah
orang tuanya, jangan biarkan mereka sedih. Tidak ada yang lebih dasyat cobaan
yang akan turun ke dunia ini, ketika umat Islam tidak menyantuni anak yatim,
tidak memperdulikan anak yatim, اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ …. Tahukah
kalian siapa yang mendustakan agama ini..? yang mendustakan agama ini adalah فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ mereka yang tidak
memperdulikan anak yatim.
Uang yang kita berikan kepada mereka, santunan yang kita berikan
pada anak yatim, sejatinya adalah untuk menyelamatkan kita dihadapan Allah.
Uang yang kita berikan bukan menyenangkan hati mereka, kalau sempatlah uang itu
dibandingkan, mereka pilih, mana yang mereka pilih antara uang yang berjuta-juta daripada orang
tuanya yang sudah meninggal Allah hidupkan kembali. Maka mereka pasti akan
memilih orang tua yang sudah meninggal dihidupkan kembali. Tak ada nilainya
uang yang kita berikan kepada mereka, uang yang kita berikan tak akan dapat
menghapus kesedihan, tak akan dapat menutup kesedihan yang menimpa mereka hari
ini hadirin…. Mereka adalah tanggung jawab kita bersama, hidupkan mereka dengan
kehidupan bahagia, berikan mereka pelayanan terbaik dalam hidup, karena Nabi
SAW berjanji; أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ (inna
wa kaafilul yatim)… Aku dan orang yang memelihara anak yatim فِي الْجَنَّةِ
هَكَذَا (fil jannati hakadza)… seperti ini dalam surga. Nabi keluarkan dua jari jemarinya, jari
telunjuk dan jari tengah, seperti apa dekatnya jari telunjuk dan jari tengah
seperti itulah kita nanti dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang dimuliakan Allah….
Mari kita rasakan kemenangan hari ini, pantaskah kita hari ini
merasakan kemenangan…? Sekiranya kita masih berfikir untuk menolong orang tua
kita yang telah meninggal dunia, kita masih berfikir, menyantuni dan memberikan
kebahagiaan kepada anak yatim kita.
Hadirin, jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah SWT…
Pada akhirnya, mari kita tatap kehidupan kita kedepan, mari kita
rubah pola kehidupan kita hari ini, kita yang dulu materialistis, mari kita
rubah menjadi orang yang selalu berinfak dan shadaqah kepada Allah SWT. Tak ada
gunanya kebahagiaan kita di dunia dengan harta yang banyak, sementara kita
tidak beribadah kepada Allah SWT, harta yang banyak tidak akan dapat menolong
kita dari azab Allah, rumah yang mewah hari ini, takkan bisa kita bawa ke alam
kubur, hari ini jabatan tertinggi, pangkat kita yang tinggi, takkan mampu
menyelematkan kita dari azab Allah SWT. Berapalah mewahnya kita di dunia,
paling sebatas uang, tapi kalau sempat kita mewah di akhirat, kita akan bahagia
untuk selama-lamanya. Berapalah miskinnya kita di dunia, paling kita miskin
sebatas umur, tapi kalau sempat kita nanti miskin sengsara di akhirat, kita
akan miskin dan sengsara untuk selama-lamanya.
Untuk itu Hadirin Yang di muliakan Allah SWT.. tamu itu pasti akan
datang kepada kita, bendera putih itu pasti akan hadir ke rumah kita. Hari ini
kita tidak sadar, hari ini kita masih bermain-main, kita memikirkan sesuatu
yang belum tentu akan terjadi, kita akan memikirkan rencana satu minggu, dua
minggu, satu bulan yang akan datang. Tapi kita tidak memikirkan bahwa ada yang
pasti akan terjadi, ada tamu yang pasti akan datang, diundang tidak diundang pasti dia datang,
kematian itu akan datang menemui kita. Kematian itu datangnya tak diketahui,
dimana, sedang mengapa, dan kita dengan cara apa dia akan datang, Allah akan
rahasiakan, orang yang meninggal dunia, dia tidak sadar dia telah meninggal
dunia, dia melihat badannya dikelilingi oleh saudara-saudaranya, apa katanya
aku sedang bermimpi. Ketika dia melihat tubuhnya dibawah ke belakang untuk
dimandikan, dia mengatakan aku sedang bermimpi, ketika tubuhnya di kafani, dia
masih mengatakan aku sedang bermimpi. Ketika tubuhnya di bawah ke masjid untuk
dishalatkan, dia masih mengatakan aku sedang bermimpi, ketika tubuhnya
dimasukkan ke liang lahat, dan waktu itu, keluarga, orang-orang sedang
menimbunnya dengan tanah, dia masih berkata aku sedang bermimpi. Langkah kaki
terakhir di kuburan itu meninggalkan dia, baru ruh itu Allah masukkan lagi
kedalam jasadnya di sadar… Faidzamatu intabahu… ketika dia
bangun, dia baru terasa bahwa dia sudah mati. Dia panggil ibunya, wahai
ibuku…wahai ayahku… dia panggil isterinya… dia panggil suaminya… dia panggil
anaknya, cucunya.. saudara-saudaranya, terakhir dia panggil Allah… Ya Allah… Ya
Allah… Ya Allah… tolonglah hamba Ya Allah.. ketika tangannya dia gerakkan dia
merasakan tanah, ketika kakinya dia gerakkan dia merasakan tanah, ketika
sikutnya dia gerakkan dia merasakan papan, ketika hidungnya dia kedepankan dia
merasakan tanah… baru penyesalan muncul, rasa meraung, menangis, merintis itu lahir, muncul. Dan di dunia ini tak ada
yang bisa mendengarkan, kalau sempat tangisan orang meninggal itu Allah
perdengarkan kepada kita, maka manusia yang hidup di dunia ini akan pingsan.
Yang mendengarkan tangisan itu hanyalah binatang.
Makanya hadirin yang dimuliakan Allah SWT…
Mari kita bertakwa kepada Allah, mari kita berubah dan rajin shalat
berjamaah, mari kita rajin shalat sunnah, mari kita rajin baca Al-qur'an, mari
kita rajin berinfak dan bershadaqah. Tidak ada gunanya punya harta yang banyak,
tapi harta tak dapat menolong kita di hadapan Allah, percuma kita hidup sehat,
tapi badan yang sehat tak pernah kita pakai shalat berjamaah.
Makanya di hari yang mulia ini, khatib ingin menyampaikan kepada
kita bersama, sebelum masa itu tiba, sebelum jadwal kematian itu datang,
sebelum kita menghembuskan napas terakhir, bertaubatlah kepada Allah,
berubahlah demi kebaikan karena pilihan hidup itu nanti hanya ada dua. Kalau
kita tidak masuk surga, maka kita pasti akan masuk neraka. Semoga Allah SWT
menerima segala amal ibadah yang kita lakukan di bulan ramadhan kemarin, kita
masih tetap berharap dan berdo'a, semoga Allah berikan kita kesempatan hidup
berjumpa dengan ramadhan di tahun yang akan datang. Semoga infak shadaqah yang
kita keluarkan, mudah-mudahan Allah sampaikan untuk orang-orang tua kita yang
telah meninggal dunia, semoga menjadi penyejuk di alam kubur mereka. Do'a kita
kirimkan, shadaqah kita kirimkan, kita cinta dengan mereka, kita ingin berjumpa
dengan mereka di dalam surganya Allah SWT.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim…
Ampunilah kami Ya Allah, ampuni segala kesalahan dan kekhilafan
kami Ya Allah.. Ampuni dosa yang kami perbuat lewat kaki kami Ya Allah.. ampuni dosa yang diperbuat oleh
tangan kami Ya Allah… ampunilah dosa yang diperbuat oleh mata kami Ya Allah… Ampunilah dosa yang
diperbuat oleh telinga kami Ya Allah.. Ampuni dosa kami yang terlintas di
pikiran kami Ya Allah… ampunilah dosa-dosa kami yang terbersik di Hati kami Ya
Allah…
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim…
Pada hari yang mulia ini, kami tengadahkan tangan kami yang hina,
yang penuh dengan noda dan dosa ini Ya Allah… kami ingin Engkau
memandang kami dengan penuh cinta…. Pandanglah kami dengan pandangan kasih
sayangMU Ya Allah… pandanglah kami dengan pandangan rahmatMu Ya Rahman…
Kami adalah hamba-hambaMu yang terlalu banyak dosa Ya Allah… tak
sanggup kami menghitung dosa yang pernah kami lakukan di masa lalu Ya Allah… kami yang pernah melakukan perbuatan
judi Ya Allah… kami yang pernah melakukan perbuatan zina Ya Rabb… kami pernah
melakukan perbuatan minum khamar… rasanya hina diri ini mengadahkan tangan
kepada-Mu di hari ini Ya Allah…
Kami yang penuh dengan dosa, kami yang belum mampu shalat berjamaah
Ya Allah,… kami yang belum mampu menutup aurat, kami yang belum mampu
mengajarkan anak-anak kami untuk taat kepada-Mu Ya Allah… ampunilah kami Yaa Rabb…
ampunilah kami Ya Allah… tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kami kecuali
Engkau Ya Allah…
Ampunilah Ya Allah… pada hari yang mulia ini,… ampunilah sosok
perempuan yang kami tinggal di rahimnya 9 bulan 10 hari Ya Allah… pada hari
yang mulia ini kami mohonkan ampunan untuk perempuan yang telah melahirkan kami
di dunia ini Yaa Rabb… kami mohonkan
ampunan untuk perempuan yang rela tidak tidur demi menidurkan kami Ya Allah…
perempuan yang rela tidak makan asal kami kenyang Ya Allah… bahkan hari ini kami
tidak sadar, usia kami yang semakin hari semakin dewasa, kami melihat dia
semakin tua, kami melihat sosok itu
semakin rapuh Ya Allah… dialah ibu kandung kami Ya Allah… dialah ibu kandung
kami Ya Rabb… ampunkan dosanya yang telah membuka auratnya demi mencari makan
untuk kami Ya Allah… ampunkan dosanya Ya
Allah, karena lalai beribadah kepadaMU karena kami kencing di kainnya Ya Allah…
Hari ini kami mohonkan ampunan Ya Allah… untuk seorang laki-laki
yang berjuang demi kami Ya Allah… seorang laki-laki yang pergi pagi pulang
sore, bahkan dia pergi berhari-hari, berbulan-bulan Ya Allah…. Dia pergi bukan
untuknya Ya Allah… dia pergi untuk kami anaknya, dia bekerja demi kami Ya Allah… dia adalah ayah kandung kami Ya Allah…
ampunkan dosa-dosanya, ayah kami bukan
tamatan pondok pesantren Ya Allah… ayah kami jarang mengaji, tidak paham agama
Ya Allah… tidak tahu mana yang hak mana yang bathil… dia tidak tahu mana yang
halal mana yang haram Ya Allah… dia bekerja supaya kami bisa hidup Ya Allah…
dia bekerja untuk menyekolahkan kami Ya Allah… kami melihat punggungnya sudah
mulai rapuh Ya Allah… kami melihat kulitnya yang mulai keriput Ya Rabb…. Kami
melihat tubuhnya yang mulai lemah Ya
Allah… kami mohonkan Ya Allah, sekiranya orang tua kami Engkau panggilkan ke haribaanMu
Ya Allah… kami mohon masuklah mereka dengan Rahmat dan curahan kasih sayangMu
Ya Allah… Jadikan kuburan mereka salah satu dari taman surgaMU Ya Allah…
pertemukan kami dengannya nanti dalam
surgaMu Ya Rabbana…
Kami rindu dengan orang tua kami Ya Allah Ya Rabb… kami mohon Ya
Allah….…. Jumpakan kami dalam surgaMU…. Kami belum balas jasa-jasa mereka….
Dulu di waktu kami kecil Ya Allah… mereka bekerja untuk kami Ya Allah… mereka
bekerja untuk kami bisa makan Ya Allah…. Hari ini kami sudah bisa mencari uang
Ya Allah… hari ini kami sudah punya pekerjaan Ya Allah… tapi mereka tidak bisa
menikmati hasil kerja kami Ya Allah… kirimkan permohonan maaf dan ampun kami
kepada mereka ya Allah…. Mereka bersusah payah berjuang untuk kami Ya Allah…
mereka jemur matahari agar kami bisa bersekolah Ya Allah… tapi hari ini kami
hitung-hitungan, kami hitung-hitungan menjenguk mereka Ya Allah… kami
hitung-hitungan memberi makan pada mereka Ya Allah….
Ya Allah Ya Rahman….. kami hanya punya satu ibu kandung Ya Allah….
Kami hanya punya satu ayah kandung Ya Rabb… harta bisa kami cari Ya Allah… tapi
bersama dengan mereka cuman sekali dalam kehidupan dunia ini Ya Allah…. Berikan
kami kekuatan untuk membalas budi baik mereka Ya Allah…. Mereka yang hari ini
masih hidup Ya Allah…. Berikan kami kesempatan untuk membahagiakan mereka Ya
Allah….. berikan kami kesempatan untuk menyenangkan mereka di hari tua mereka
Ya Allah…
Ya Allah… Ya Rabb… seandainya Engkau takdirkan kami Ya Allah… untuk
kehilangan orang tua kami, kami mohon Ya Allah…. Bersamakan kami dengan mereka
Ya Allah… supaya mereka kami lihat, kami lepaskan dengan hati yang suci yang
bersih Ya Allah…. Ringankan lidah kami untuk mendoakan mereka Ya Allah….
Ringankan tangan kami untuk bersadaqah untuk mereka Ya Allah…. Ringankan kaki
kami untuk menjenguk mereka Ya Allah…
Terimalah doa-doa kami Ya Allah…. Bersihkan hati kami Ya Allah
رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Tidak ada komentar