Nabi Ibrahim Idola Kita / Khutbah Idul Adha 1446 H
KHUTBAH IDUL ADHA 1446 H
KUA KECAMATAN ALOR BARAT LAUT
KUA ABAL; (Humas): Momentum Idul Adha 1446 H merupakah salah satu Hari Besar Islam yang dirayakan oleh seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia, dengan melaksanakan shalat Idul Adha. Salah satunya adalah Khutbah Idul Adha. Dimana dalam momen Idul Adha ini, kita diingatkan kembali akan perjuangan Nabiyallah Ibrahim As untuk menegakkan kalimat "Laa Ilaaha Illallah". Sebagai manifestasi bentuk keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Di samping itu, kita dingatkan juga bagaimana perjuangan seorang wanita (tokoh Gender) Siti Hajar dalam perjuangannya untuk kehidupan dia dan anaknnya Ismail di tengah-tengah gurun yang tidak ada kehidupan disana, di bawah pohon DAUHAH, tempat ditinggalkannya isteri dan anaknya oleh Nabi Ibrahim, karena pohon Dauhah adalah simbol dari Kebesaran Allah SWT.
Kepala KUA Kec. Alor Barat Laut, selaku Penghulu Madya (RAHMAN KARIM), bekerjasama dengan staf dan para penyuluh di wilayah KUA Kec. Alor Barat Laut mendistribusikan naskah khutbah Idul Adha 1446 H pada masjid-masjid di wilayah KUA Kec. ABAL dan ini merupakan program wajib dari Kepala KUA Kec. ABAL. Selain itu Penghulu Ahli Madya ini dipercayakan oleh PHBI Kota Kalabahi untuk menyampaikan khutbah Idul Adha 1446 H di lapangan mini Kalabahi mewakili Masjid Al-Ikhlas Dulimae. berikut adalah naskah khutbah Idul Adha 1446 H.
Khutbah Idul
Adha 1446 H / 2025 M
Nabi Ibrahim
Idola Kita
Oleh : Rahman
Karim, S.HI
(Penghulu Ahli
Madya / Kepala KUA Kec. Alor Barat Laut)
السلام عليكم ورحمه الله وبركاته
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، و بَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ،
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ
مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيْلٌ وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْلٌ. قَالَ اللهُ
تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ..
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ
اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ
مِنْ دُوْنِ اللّٰهِۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ
الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ
اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَآ اَمْلِكُ
لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ
اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu
Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd..
Ma’asyirol Muslimin…Wa Zumrotal Mu’minina Rohimakumulloh....
Puji serta rasa
syukur hanya kepada Allah SWT yang telah membentangkan langit dan bumi, yang
telah menciptakan semua makhluk-Nya, yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
kesempatan, sehingga di pagi yang indah ini. Kita semua dapat melaksanakan
shalat Ied secara berjamaah.
Dengan
mengucapkan Allaahumma Shalli ‘ala Sayyidinaa Muhammad Wa’ala Alihi Sayyidina
Muhammad senantiasa membasahi bibir kaum Muslimin dan muslimat, mukminin
wal mukminat, semoga shalawat kita dihantarkan Allah SWT kepada junjungan kita,
suri tauladan kita Nabiyallah Muhammad SAW…. Kiranya setiap kalimat shalawat
yang diucapkan menjadi penghantar kita untuk mendapatkan Syafaat Rasulullah SAW
di yaumil akhir..
Ma’asyirol
Muslimin… Rohimakumulloh...
Lewat mimbar
ini, saya ingatkan diri saya sendiri dan juga jamaah shalat Ied, untuk
senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kita hanya kepada Allah SWT. Karena
dengan ketakwaan itulah yang akan menjadi bekal utama bagi kita dalam menghadap
Ilahi Rabbi.. (Watajauwwadu Fainna Khairajjaadit takwa)… Berbekallah kamu,
karena sebaik-baik bekal adalah Takwa… (QS. Al-Baqarah : 197)
Allahu
Akbar.. Allahu Akbar.... Allahu Akbar Walillahilhamd..
Hari ini, kita
kembali menjadi saksi betapa luasnya kasih-sayang Allah SWT kepada
kita. Pagi hari ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan
ampunanNya untuk kita.
Dosa demi dosa
kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi perintahNya hampir kita
abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, bahwa Allah SWT yang Maha
Pengasih itu tidak pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada
kita untuk bertaubat dan kembali padaNya.
Manusia adalah makhluk yang suka mencontoh, yang mudah bagi dia meniru
orang lain. Apabila dia melihat seorang hamba yang dia tokohkan, dia akan
meniru segala tingkah lakunya, Bahkan seakan-akan ruh manusia yang dia contoh
itu ada pada dirinya. Tapi sayangnya kita berada dimasa krisis suri tauladan,
krisis panutan, krisis idola. Yang dijadikan panutan oleh banyak generasi Islam
adalah manusia-manusia yang tidak membawa kepada kejayaan Islam, yang
tidak meninggikan muru’ah negeri dan bangsa, apalagi dapat mengajak ke
dalam surga-Nya Allah SWT.
Jama’aah rakhimakumullah..
Allah telah mengutus para NabiNya untuk menjadi contoh bagi umat
manusia. Allah berfirman kepada baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.
اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ
يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ ١
“Sesungguhnya Ibrahim adalah imam (sosok
panutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan bukan termasuk orang-orang
musyrik (QS. An.Nahl : 120)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
وَمَنْ يَّرْغَبُ عَنْ مِّلَّةِ اِبْرٰهٖمَ اِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهٗۗ
وَلَقَدِ اصْطَفَيْنٰهُ فِى الدُّنْيَاۚ وَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ
الصّٰلِحِيْنَ ١
“Siapa
yang membenci agama Ibrahim selain orang yang memperbodoh dirinya sendiri’ Kami
benar-benar telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini dan di akhirat dia termasuk
orang-orang yang shaleh. (QS. Al-Baqarah : 130)
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.... Allahu Akbar Walillahilhamd..
Jamaah Shalat 'Ied Rahimakumullah….
Sejak
kemarin tanggal 9 Dzulhijjah, jutaan jamaah haji digiring untuk melaksanakan Wukuf
di Arafah sebagai rangkaian dari rukun haji kedua yang wajib dilakukan. Wukuf
di Arafah dalam waktu antara tergelincir matahari 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
sampai terbit fajar 10 Dzulhijjah atau Idul Adha (hari Nahar). Di bibir mereka
tidak henti-hentinya mengucapkan kalimat Tasbih, Tahmid dan Takbir : ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪْ
ﻭَﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮْ
Beristighfar
: أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Dan
bertalbiyah : لبيك اللهم لبيك لبيك لا شَرِيكَ
لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لا شَرِيكَ لَكَ
Banyak halangan dan cobaan, namun mereka tetap istiqamah, mereka ikhlas menerimanya dan tetap mengharapkan ampunan
dari Allah SWT.
Hari ini, umat Islam di berbagai penjuru dunia, melaksanakan shalat Idul
Adha, kemudian berkurban, siapa yang kita contohkan…? Yang kita contohkan
adalah Nabi Ibrahmi ‘Alaihis Salam. Kapan beliau menjadi contoh? Yaitu setelah
melalui ujian yang panjang sekali. Allah berfirman:
وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ,ۗ قَالَ
اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًاۗ
Ketika Allah menguji Nabi Ibrahim dengan fase-fase ujian yang panjang.
Setelah itu Nabi Ibrahim menyempurnakan ujian tersebut. Lalu Allah mengatakan
kepada Nabi Ibrahim:
اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًاۗ
“Aku jadikan engkau Imam bagi umat manusia (Aku jadikan engkau panutan bagi umat manusia).” (QS. Al-Baqarah : 124)
Nabi Ibrahim tidak puas hanya dirinya yang menjadi panutan, jamaah yang
dimuliakan Allah… Dia meminta kepada Allah:
وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۗ
“Dan dari anak keturunanku
Ya Allah, jadikan mereka panutan bagi umat manusia.”
Allah pun berfirman:
لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ
“Orang-orang dzalim tidak akan mendapatkan apa yang aku janjikan (mereka
tidak pantas untuk menjadi contoh.)” (QS. Al-Baqarah : 124)
https://www.facebook.com/share/v/199pjWsJP6/
Allahu Akbar 3 x
Allahu Akbar Walillahil hamd….
Beliau diuji oleh Allah dengan mendapatkan orang tua yang musyrik,
mendapatkan kaum yang tidak suka kepadanya, mereka berusaha untuk membunuhnya.
Nabi Ibrahim dilemparkan ke api bukan untuk mempertahankan jabatannya, jamaah
sekalian… bukan untuk mempertahankan harta yang dia milikinya jamaah…, tetapi dia
siap dilemparkan ke dalam api hanya untuk mempertahankan kalimat : Laa ilaaha illallah..
Mereka membuat api yang sangat besar untuk menunjukkan kepada umat
manusia kalau mereka bisa menyiksa Ibrahim. Mereka ingin menunjukkan arogansi
mereka. Tatkala Nabi Ibrahim dilemparkan ke api dengan alat pelontar,
diriwayatkan bahwa Jibril pada saat itu menawarkan jasanya kepada Ibrahim.
Lihat jama’ah…! Bagaimana imannya Nabi Ibrahim, bagaimana keyakinan Nabi
Ibrahim dalam perjalanan dia dari alat pelontar menuju api. Jibril mengatakan,
“Hai Ibrahim, apakah engkau butuh bantuanku…?”
Ibrahimpun mengatakan, “Kalau sama engkau, aku tidak butuh. Ini
pelajaran pertama dari Nabi Ibrahim kepada kita semua jamaah…. Engkau makhluk dan akupun makluk juga. Engkau
tidak akan bisa berbuat kecuali Allah yang menentukan. Adapun kepada Allah, aku
sekarang butuh bantuan-Nya” Lalu Nabi Ibrahim mengatakan:
اِذْ قَالَ لَهٗ رَبُّهٗٓ اَسْلِمْۙ قَالَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ
الْعٰلَمِيْنَ ١
(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya
(Ibrahim), “Berserahdirilah” Dia menjawab : Aku berserah diri kepada Tuhan
seluruh alam. (QS. Al-Baqarah : 131)
Apa yang Allah lakukan…? Apakah Allah mengirimkan hujan untuk
mematikan itu api? Apakah Allah mengirim angin untuk memadamkan itu api? Apakah
Allah menurunkan es? Tidak jamaah sekalian rahimakumullah…!!
Allah pencipta api! Allah mengatakan:
يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَۙ ٦
“Wahai api, jadilah engkau
dingin dan keselamatan untuk Nabi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya : 69)
Jama’ah rahimakumullah.., tatkala seorang hamba menyerahkan segala
urusannya kepada Allah, tidak ada urusan yang besar di dunia ini jamaah….
Kita tidak hentinya mengatakan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu
Akbar..” Dalam shalat kita, kita memulai dengan Allahu akbar, ruku’ kita
katakan Allahu akbar, sujud kita katakan Allahu akbar, lalu kita masih takut
menghadapi masalah yang ada? Mana keyakinan kita dengan Allahu akbar itu..
jamaah rahimakumullah.. ?
Hari ini dimana imamnya memulai dengan tujuh takbir untuk membesarkan asma Allah. Bagaimana kita mengatakan Allahu Akbar kalau ternyata dalam hati kita masih ada ketergantungan kepada selain Allah SWT? Apakah selesai ujian bagi Nabi Ibrahim? Belum selesai jamaah…!
Beliau diuji meninggalkan negerinya. Apakah perjalanan hijrah Nabi
Ibrahim mulus,? Tidak jamaah!! Bertaburan onak dan duri. Dalam perjalanannya,
istrinya ditawan oleh raja, diuji sama Allah SWT. Setelah selesai dan selamat dari
ujian tersebut, bertahun-tahun Nabi Ibrahim tidak diberi anak. Beliau tak
henti-hentinya mengatakan:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
﴿١٠٠﴾
Terus dan terus beliau meminta anak kepada Allah, beliau tidak pernah
mengatakan, “Ya Allah, aku adalah Nabimu, kenapa aku tidak dikasih anak Ya
Allah..?” Pelajaran bagi orang-orang yang lama doanya tidak dikabulkan.
Contohlah Nabi Ibrahim. Dia sabar menanti. Dengan penuh keyakinan bahwa Allah
akan mengabulkan do’anya. Karena Allah mengatakan:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Kalian minta sama Aku, pasti aku kabulkan!” (QS. Ghafir : 60)
Apakah kita punya keyakinan seperti itu Jamaah Rahimakumullah…? Atau kebanyakan dari kita banyak mengadu kepada manusia? Mengatakan, “Saya sudah bertahun-tahun berdo’a, bertahun-tahun berusaha tapi tidak pernah dikasih anak.” Jama’ah, Nabi Ibrahim baru punya anak ketika umurnya hampir 100 tahun. Jangan ada lagi yang mengatakan, “Aku sudah 5 tahun menikah tapi aku belum dikasih anak.” Teruslah berdo’a! Jangan pernah putus asa memohon kepada Allah.
Nabi Ibrahim mempunyai keyakinan bahwa Tuhan dia adalah Rabbul ‘Alamin
yang kalau mau kasih Allah tinggal mengatakan, “Kun Fayakun” Kemudian
Allah berikan putra kepada Nabi Ibrahim yang bernama Ismail.
Bertahun-tahun ditunggu, ketika putranya datang, apakah Nabi Ibrahim bisa
menimang-nimang putranya? Tidak jamaah…! Allah suruh Nabi Ibrahim meletakkan
putranya di Mekah. Dari Palestina berangkat ke Mekah, dibawalah istri dan
anaknya. Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah dia masih mencintai Allah
lebih daripada kecintaannya kepada putranya? Jama’ah, jangan berpikir Nabi
Ibrahim hanya menyembelih Ismail, Nabi Ibrahim disuruh meninggalkan putranya di
Mekah. Nabi Ibrahim dihalangi untuk memandang anaknya. Ketika Nabi Ibrahim
berangkat dan ditinggalkan di sana putra dan istrinya. Nabi Ibrahimpun pergi,
tempat itu tidak ada manusia.
بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ
“Tidak ada tumbuh-tumbuhan di sana.” (QS. Ibrahim : 37)
Yang ada hanya gunung-gunung, tidak ada air, hanyalah pohon Dauhah, di
bawah pohon inilah Nabi Ibrahim meninggalkan isteri dan anak tercintanya. Dimana
pohon Dauhah ini adalah symbol dari kesabaran, harapan, dan keberkahan Allah
SWT.
Allahu Akbar 3x
Allahu Akbar Walillahil Hamd…
Wahai para wanita, contohilah seorang perempuan luar biasa (tokoh
gender) bagi kaum wanita. Dialah Siti
Hajar, istrinya Nabi Ibrahim, yang mana ketika ditinggal sama Nabi Ibrahim. Dia
dibekali air dan kurma saja, lalu Nabi Ibrahimpun pergi. Hajar mengikuti Nabi
Ibrahim sambil mengatakan, “Wahai Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa di
sini?” Nabi Ibrahim diam tidak mau menoleh ke belakang. Dia berjalan terus
dengan kendaraannya. Dikejar oleh Hajar sambil terus berkata, “Kau titipkan aku
kepada siapa?” Nabi Ibrahimpun tetap diam, tidak menjawab. Lalu Hajar bertanya
lagi yang ketiga, “Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa?” Nabi Ibrahim tetap
tidak menjawab.
Ketika itu Hajar sadar, mungkin pertanyaan dia yang salah. Sebagai istri seorang Nabi, pertanyaan dia yang harus dirubah. Maka dia merubah pertanyaannya kepada Nabi Ibrahim, “Wahai Ibrahim, apakah Allah yang memerintahkan engkau melakukan ini semua..?” barulah Nabi Ibrahim mengatakan, “Iya” Maka Hajar tatkala itu mengatakan, kalau begitu ”Silahkan engkau pergi wahai suamiku. Allah tidak akan menelantarkan kami di sini. Kalau Allah yang menyuruhmu, berangkatlah wahai suamiku...” inilah kualitas keislaman seorang wanita. Kualitas keimanan seorang wanita Muslim mencakup semangat beribadah, keridhaan terhadap takdir, dan kemampuan menjaga diri sesuai dengan nilai-nilai Islam. memiliki akhlak yang baik, serta menjaga kehormatan dirinya.
Di zaman sekarang, sedikit sekali
wanit-wanita muslim yang keimanannya, kesetiaannya dan ketabahannya hampir
mendekati ibunda Siti Hajar…. Akan tetapi masih banyak wanita-wanita muslimah
yang tidak lagi memikirkan statusnya
adalah seorang isteri dan seorang ibu…. Atau seorang anak perempuan…. Dengan
kemajuan teknologi …. dia rela melakukan
maksiat dengan mengumbar auratnya lewat media sosial, untuk menjadi tontonan
semua orang…. Ingatlah wahai kaum wanita… apa yang saudara tontonkan itu tanpa
kalian sadari, kalian telah mendatangkan dosa bagi Bapakmu, Suamimu, Anak
laki-lakimu dan juga bagi saudara laki-lakimu…. Maka shalat taubahlah, mohon
ampunan Allah atas semua yang telah kalian lakukan terhadap mereka.
Allahu Akbar 3x
Allahu Akbar Walillahil Hamd…
Ujian demi ujian yang dilalui oleh Nabi Ibrahim. Apakah berhenti sampai disitu…? Tidak.. jamaah rahimakumullah…!
Ketika Nabi Ismail sudah remaja, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk
mengunjungi putranya dan ibunya masih hidup. Dia datang mengunjungi putranya,
dan keesokan hari Nabi Ibrahim mengatakan kepada Nabi Ismail:
يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ
اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ
Setelah dihalangi bertahun-tahun memandang anaknya, ketika datang Nabi
Ibrahim mengatakan, “Hai ananda, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (QS. Ash-Shaffat :
102)
Allah ingin menguji lagi Nabi Ibrahim. Apakah masih ada di hatinya dia
selain Allah…?
Jama’ah.. Nabi Ibrahim adalah khalilurrahman. Satu tingkatan
kekasih yang paling tinggi. Dikatakan Khalil karena tidak ada rongga di hatinya
kecuali di situ ada cinta kepada Allah SWT. Tidak ada rongga di hatinya, di
jantungnya yang mengalir di sana kecuali ada cinta dan mahabbatullah di
sana. Maka Allah menguji apakah ada tempat anakmu di hatimu sehingga
engkau tidak melaksanakan perintah-Ku…?
Apa kata putranya?
يٰٓاَبَتِ
افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١
“Wahai ayahanda, laksanakan
apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah engkau mendapati aku
termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat : 102)
Hari ini, kita mencontohi Nabi Ibrahim. Bukan menyembelih putra kita,
bukan anak kita yang kita korbankan kepada Allah SWT. Akan tetapi hanya sedikit
dari harta kita. Tidak ada gunanya jika kita mempunyai harta yang banyak, kita
mempunyai rizki yang cukup, namun hati kita masih tertutup untuk mau berkurban
dari tahun ke tahun. Begitupun sebaliknya, biar harta kita sedikit, rizki kita
tidak banyak… namun dengan niat yang tulus untuk mendapatkan pahala dan ridho
daripada Allah SWT, berkurbanlah. Tidaklah heran jika rizki yang kita dapatkan
semakin banyak akan tetapi kita masih merasakan rizki itu tidak cukup untuk
kebutuhan hidup kita, mengapa demikian jamaah… karena kita masih mencintai
dunia yang fana ini daripada kebahagiaan akhirat yang kekal dan abadi.
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ
التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا
هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣
“Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-sekali tidak akan sampai
kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia
menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang muhsin. (QS. Al-Hajj : 37).
Kalaulah hari ini kita dapat berkurban untuk orang tua kita yang sudah
meninggal atau masih hidup, atau kita berkurban untuk diri kita sendiri dan
keluarga kita dengan menyembelih seekor kambing dengan niat karena Allah SWT…
maka demi Allah… semua daging, tulang dan bulu-bulunya akan dihitung oleh Allah
SWT, satu persatu pahala yang Allah berikan kepada orang tua ataupun keluarga kita
yang sudah kita niatkan… untuk itu jangan tunggu lagi jamaah rahimakumullah….,
jika shalat kita masih bolong-bolong atau bahkan tidak shalat sama sekali,
sehingga tidak dapat mengirimkan do'a untuk orang tua kita yang sudah meninggal
ataupun yang masih hidup. Maka dengan berkurban untuk mereka adalah salah satu
jalan bakti seorang anak terhadap orang tua yang sudah meninggal ataupun yang
masih hidup, bahkan keluarganya sendiri.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tatkala beliau tidak punya harta
saja beliau berkurban dua ekor kambing untuk beliau dan keluarganya. Tatkala
Allah membukakan pintu-pintu rezeki kepada Nabi ‘Alaihish Salam di akhir
hayatnya, beliau menyembelih 100 ekor unta.
Jamaah Shalat Ied Yang di Rahmati Allah SWT….
Setelah perjuangan yang panjang itu, Nabi Ibrahim membangun rumah
Allah, setelah itu baru beliau pantas dijadikan sebagai suri tauladan kita. Maka
Allah berfirman :
إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ
"Sesungguh Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu
Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd..
Ma’asyiral Muslimin… Rohimakumulloh..
Bagi para ayah, ingatlah! Kita ini adalah pemimpin keluarga, Tugas
terbesar seorang ayah bukan kasih makan anaknya, bukan berangkat pagi pulang
sore hanya untuk memberikan bagian rizki anaknya, bukan! Tugas terbesar seorang
ayah adalah menyelamatkan istri dan anak-anaknya dari api neraka. Bukan dari
kelaparan, bukan dari kemiskinan, tetapi dari panasnya api neraka. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, selamatkan diri kalian dan keluarga
kalian dari api neraka.” (QS. At-Tahrim : 6)
Minimal, sering-seringlah kita ajak anak-anak kita untuk shalat berjamaah di masjid, kalaulah kita mengatakan, bahwa aku ini beragama Islam, maka yang menjadi pertanyaan adalah…. kenapa kita tidak pernah shalat berjamaah di masjid….? Seharusnya kita malu jamaah…. kalau mengaku Islam akan tetapi tidak pernah shalat berjamaah di masjid… mengaku Islam… akan tetapi hanya shalat jumad saja…. Mengaku Islam…. Akan tetapi hanya shalat Ied saja… lantas untuk apa kita membangun masjid dengan besar, kalau pada akhirnya kita tidak pernah shalat berjamaah di dalamnya, jangan sampai pada saatnya nanti jamaah, kita dibawah pergi ke masjid bukan untuk shalat berjamaah, akan tetapi kita dishalatkan secara berjamaah di masjid. Hati kita begitu beku untuk mau melaksanakan shalat lima waktu… padahal kita sering mengikuti majelis-majelis ilmu, kita diingatkan bahwa amalan shalat yang pertama akan dihisab oleh Allah sebelum amalan-amalan lainnya… sudah berapa banyak kuburan yang kita gali…. Sudah berapa kali kita memandikan jenazah, sudah berapa kali kita mengkafani jenazah, sudah berapa banyak kita shalatkan jenazah dan sudah berapa banyak kita antarkan jenazah dan kita baringkannya ke dalam liang lahat…. Apakah semua itu belum memberikan peringatan kepada dirimu bahwa itulah tahapan-tahapan yang akan kita lalui semuanya. Lantas, apakah semua itu tidak membuka sedikitpun hatimu untuk kembali kepada Allah SWT lewat shalat…?
Jamaah Rahimakumullah…
Disamping kita ingatkan diri kita dan anak-anak untuk shalat… bacalah
al-qur’an dan terus ingatkan anak-anak untuk mengaji, Jangan biarkan anak-anak
kita berada di luar rumah ketika waktu shalat tiba, panggillah mereka, ingatkan
mereka untuk shalat karena kelak mereka akan mengalungkan tahta kepada kita
para orang tua. Kalau semua ini tidak kita lakukan, maka anak-anak kita akan
mengidolakan orang-orang yang tidak pantas dijadikan idola. Ketahuilah bahwa
manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dia cintai. Kasihan anak-anak kita,
tatkala idola-idola mereka orang-orang fasik, orang-orang kafir yang tidak
pernah meletakkan keningnya di bumi Allah, yang tidak mengajak umat manusia
kepada Allah SWT, bahkan mengajak umat manusia kepada setan dan iblis. Kita
biarkan anak-anak kita mencintai mereka atau bahkan kita sebagai orang tua yang
mencontohkan hal itu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dicintai.” (HR. Bukhari)
Begitupun juga para wanita, untuk ibu-ibu, untuk anak-anak wanita, dan untuk
para remaja. Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan. Pada waktu
shalat Ied, beliau datang ke shaf para wanita. beliau mengatakan kepada para
wanita:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ
تَصَدَّقْنَ
“Wahai para wanita, sedekahlah kalian, keluarkan harta kalian,
berdermalah kalian.”
Kenapa Rasulullah mengingatkan kepada para wanita seperti itu…?
فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ
أَهْلِ النَّارِ
“aku melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka.” (Muttafaq
‘alaih)
Sebagian wanita terlalu cinta dengan dunia. Lalu ada yang bertanya,
“Kenapa kebanyakan wanita penghuni neraka?” wahai Rasulullah…
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:
يَكْفُرَن العَشِيرَ ويَكْفُرْنَ
الإحْسَانَ
Kebanyakan wanita itu kufur kepada suaminya, tidak menerima suaminya, mengingkari
kebaikan-kebaikan suaminya, tidak taat dan patuh kepada suaminya yang merupakan
pintu surga buat dia, kebaikan-kebaikan suaminya dilupakan oleh dia, ketika
suami berbuat kesalahan sekecilpun. Kata Nabi SAW:
لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى
إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا ، قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ
مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Andaikan engkau berbuat baik kepada wanita sepanjang tahun, kemudian
perempuan itu melihat engkau melakukan kesalahan, wanita mengatakan, ‘Aku tidak
pernah melihat kebaikan di dirimu sedikitpun.
Ma’asyiral Muslimin.. Ingatlah bahwa!
Setelah shalat ied ini jamaah…, yang mau berqurban, berqurbanlah.
Berqurbanlah untuk Allah dan tunjukkan kalau Allah lebih kita cintai dari semua
yang ada di tempat ini. Berkurban bukan karena ingin dipuji, tetapi ingin
mendapatkan pahala dari ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu
Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd..
Jama’ah Rohimakumulloh..
Di penghujung
khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk menyampaikan
doa-doa kita kepada Sang Maha mendengar, Allah SWT. Semoga doa-doa kita
terhantarkan ke sisi Allah bersama dengan ibadah kurban yang kita
tunaikan hari ini.
الحمد
لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسوله الأمين و على آله وصحبه والتابعين،
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ
أَنْ تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ
الْمَجْدِ وَالثَّناَءِ ،
رَبَّناَ
ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ إِنَّكَ
أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم
Ya Allah,
Engkaulah Tuhan yang menciptakan kami, Engkaulah satu-satuNya yang berhak untuk
kami sembah…Hari ini kami datang mengetuk pintu ampunanMu. Hari ini kami hadir
bersimpuh dengan peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami yang lemah ini. Ya
Allah, betapa kami sering lupa bahwa kehidupan dunia ini sangat singkat, hingga
kami pun jatuh dan jatuh lagi dalam kedurhakaan terhadap perintahMu. Ya Allah,
ampunilah kami, ampunilah kami. Ya Allah, jika Engkau menutup pintu ampunanMu
yang agung, kepada siapa lagi kami harus mencari ampunan…
Ya Allah, ya
Rabbana, dari bumi Nusa Kenari ini, perkenankan doa kami untuk saudara-saudara
muslim kami yang terjajah dan tertindas di berbagai belahan bumiMu. Ya Rabbana,
berikan keteguhan dan kesabaran kepada saudara-saudara kami … Lindungilah
kehormatan mereka… Jadikan mereka yang gugur sebagai syuhada’ yang selalu hidup
di sisiMu… Segerakan pertolonganMu untuk mereka, Ya Rabbal ‘alamin…
Ya Allah, ya
Rabbana, di sisa-sisa hidup kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami untuk
selalu berbakti dan menjadi anak yang shaleh sholehah untuk ayah-bunda kami.
Jika mereka masih hidup, izinkanlah kami untuk berkhidmat dan melayani mereka
dengan sebaik-baiknya di sisa-sisa usia mereka… Jika ayah-bunda kami telah
tiada, maka izinkanlah kami untuk menjadi sisa-sisa kebaikan mereka yang
terus-menerus menjadi ladang kebaikan penerang alam kubur mereka… Ya Allah,
ampuni kami Ya Allah, ampuni kami Ya Rabb, ampuni durhaka kami kepada
ayah-bunda kami…
Ya Allah, ya
Rabbana, berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang
terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satuNya yang dapat memberikan
kekuatan untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan
anak-anak kami sebagai penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami
sendiri dalam kegelapan alam kubur… Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak
yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah NabiMu…
Ya Allah. Ya
Rabb… lindungilah seluruh jamaah haji kami yang kini berada ini padang arafah,
mereka sedang bertasbih, bertahmid dan bertakbir memuji kebesaran-Mu di tempat
yang penuh dengan ujian dan cobaan. terimalah amal ibadah mereka Ya Allah.., jauhkan
mereka dari halangan dan hambatan dan selamatkan mereka sampai mereka tiba di
tengah-tengah keluarga mereka.
Ya Allah Ya
Rahman… jikalau hari ini, tahun ini… kami belum mampu untuk melaksanakan
kurban, maka ijinkan kami untuk berkurban di tahun yang akan datang… berilah
kami rizki yang halalan thoyyiba… kelonggaran dan kemampuan… agar kamipun dapat
meraih pahala yang besar dari kurban kami…
Ya Allah Ya
Rabbana…. Bukalah pintu-pintu hati kami, yang selama ini tertutup oleh
keangkuhan dan kesombongan kami, sehingga kami lupa bahwa saatnya nanti kami
akan kembali ke haribaan-MU… berilah Nur Ilahi-Mu kedalam hati kami… agar kamipun
bisa kembali sujud dalam shalat kami… ringankan langkah kaki kami menuju
masjidmu untuk shalat berjamaah,… hingga akhir hidup kami dalam keadaan husnul
khootimah.
Ya Allah, Zat
Yang Maha Mengabulkan doa, ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami, baik yang
masih hidup ataupun yang sudah meninggal, dosa para leluhur kami, dosa
saudara-saudara kami dan dosa para pemimpin kami. kabulkanlah doa kami,
Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.
رَبَّناَ
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar